Kamis, 30 Mei 2019

MEMASUKI SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADHAN, INGATKAN KELUARGAMU SHALAT !

ilustrasi


Sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan waktu teristimewa. Sebab lailatul qadar terdapat pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Pada waktu itu, banyak orang yang memaksimalkan ibadah guna mencapai keistimewaan lailatul qadar.

Namun jangan sampai fokus beribadah sendiri hingga lupa memperingatkan orang lain. Seorang muslim, terutama kepala keluarga dianjurkan untuk memperingati keluarganya shalat, sebagaimana firman Allah SAW:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS Thaha : 132)

Setelah ayat ini turun, setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke rumah Fatimah RA dan Ali RA untuk membangunkan mereka, seraya mengucapkan “الصلاة” (seruan untuk shalat). Turunnya ayat ini memang ditujukan untuk Nabi SAW, namun syariatnya berlaku umum bagi seluruh umatnya.

Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW semakin memperbanyak ibadahnya, tidak hanya itu, beliau juga membangunkan keluarganya untuk melaksanakan qiyamul lail, sebagaimana perkataan Aisyah RA:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

 “Nabi SAW apabila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya (dengan beribadah) dan membangunkan keluarganya” (HR Bukhari)

Perilaku Nabi rupanya juga diikuti oleh para sahabat. Dalam Muwatha Malik disebutkan bahwa Umar bin Khattab selalu shalat di setiap malam. Hingga ketika masuk akhir malam, ia membangunkan keluarganya untuk shalat, seraya membaca QS Thaha ayat 132.

Perbuatan Nabi dan Umar adalah bentuk tanggung jawab mereka terhadap keluarganya. Karena seorang suami atau kepala keluarga adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan keluarganya, begitu pula keselamatan mereka dari api neraka. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS at-Tahrim:6)

Wallahu a’lam bisshawab

FERA RAHMATUN NAZILAH
Mahasantri Darus Sunnah International Institute for Hadith Sciences, penulis tema-tema kajian hadis dan perempuan Script